Bukan Cerita Lucu
Sebut saja dia Makhluk. Emang
agak gak sopan, tapi ini supaya tidak terlalu frontal.
Makhluk itu
adalah seseorang yang membuat jantung saya berdetak tidak normal, dan dengan
sedetik, mengingat dia membuat tangan saya dingin. Bahkan mendengar suara yang
mirip dengan suara makhluk membuat efek diatas bereaksi. Saya akan menceritakan
bagaimana permainan kami di mulai.
Kamis Siang, sekita pukul 13.45.
Saya, Tujul dan Ayam pergi ke kampus. Saya dibonceng oleh Ayam, dengan muka polos tak berdosa masuk ke area
kampus. Dan dengan santainya si Ayam menyapa Makhluk. Dan kami melanjutkan
cerita kami.
Ayam :”Ci..... Saingan aku berat
kaliiii.”
Saya:”Iya yam, udah tahukan
ceritanya gimana ?”
Ayam:”Udaaaaah”
Saya:”@#%&*(((^%$$$”
Ayam:”#%$%#&&^*$^”
Kami yang fokus
cerita tentang tiiiitttt, tidak memperhatikan kesekeliling kami. Tapi, pas
dekat pengkolan mau masuk gang kecil, ada motor yang mau macu motor kami.
Ayam:”Isss, siapa lah yang mau
macu tu ? gak apa kali.”
Saya:”Gak tahu, mukanya ditutup.”
Ayam:”heeeeh!”
Pas sampai di parkiran, kami mendapatkan
parkiran yang sangat aman, yaitu parkiran yang beratap.
Saya:”eh, Yam. Tunggu, Ciwa
turun sini aja.” Dan saya pun turun dari honda.
Saat melihat pemandangan yang
ada di depan saya, saya merasa aneh.
“Kok ini ya ? Kok
ada danau ya ? Seharusnya bukan ini.” Terjadi perdebatan di kepala saya. Dan sedetik
kemudian.
Saya:”Eh, woi ! Kok ciwa bisa
masuk ?” kata saya dengan muka sangat sangat aneh dan alami.
Saya:”Kok ciwa bisa masuk
??” makin ketakutan.
Bukannya ikut
ketakutan, Ayam dan Tujul malah ketawa lihat muka Saya saat itu. Kalau kata
Tujul cuma Saya yang bisa menciptakan
ekspresi itu. Ekspresi yang sangat jelek, udah jelek dibuat makin jelek, kayak
apa coba. -__-
Dan saat Saya
melihat salah satu Makhluk di dekat kami yang sedang setengah berdiri dan
setengah duduk di atas kendaraannya, kalau kami menyebutnya kendaraan
mematikan, tidak bersuara, tiba tiba sudah ada di dekat kalian. Dan saat saya
melihat Makhluk itu sedang berbicara dengan walky talkynya, Saya langsung
kabur tanpa basa basi dengan Ayam dan
Tujul yang masih asik ketawa. Saking takutnya,
saya berlari sangat kencang. Kalau kata Bahana, jilbab Saya sampai berantakan. Sesampainya
saya di depan kelas, saya langsung ngadu dengan Bahana. Ini benaran takut,
karena kalau saya sampai ketahuan dangan Makhluk itu, nama saya akan di catat
dan akan diberikan kepada nenek moyang kami. Dan saya akan diberikan peringatan
pertama. Dan itu tidak lucu. Dan lebih
tidak lucunya kalau saya dihukum lari-lari keliling lapangan di hari yang masih
terang, dan masih banyak umat-umat yang berlalu lalalng, sambil ngomong “Saya
berjanji tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi.” Ini adalah pengalaman dari
teman saya, karena dia sudah mengalami apa yang saya alami sekarang. Dan itu
terjadi waktu malam hari jam 11 malam, ini masih bisa dimaafkan. Lah saya,
siang bolong, pembelaan apa yang bisa saya lakukan. LUPA ??
Dan lebih canggihnya, bisa
SELAMAT sampai parkiran itu sesuatu. Setelah panjang lintasan yang kami lewati,
dan lobang yang dengan polosnya kami terjun bebaskan dan bisa keluar dengan
selamat lagi. Makhluk yang Ayam sapa, orang disekeliling kami yang gak kami
perhatikan saking fokus cerita. Tapi, kalau kata Tujul, gak ada yang sadar
termasuk dia, bahkan Ayam pun gak sadar kalau saya gak terkejut saat mengingat
ketidak wajar itu. Betapa invisible nya Saya saat itu, dan Saya sangat sangat
sangat sangat BERSYUKUR. Semoga Makhluk juga tidak menyadarinya. Mari kita
lihat tiga hari ke depan, kalau tidak ada apa-apa, itu tahap aman. Kalau udah
lewat seminggu, dengan sangat senang hati Saya katakan, “Kita putus Makhluks.”
Makhluks, udah kayak orang yang Saya cinta, ngingat dia aja udah cukup buat
jantung ini dagdigdug tidak wajar
-_-“. Dan saat itu Saya dan Ayam sama-sama takut,
Ayam takut motornya di gembok, dan kalau motornya Ayam digembok, itu tandanya
saya gak selamat.
Makasih Cabe dan Lentik.
Note:Cerita ini menggunakan kata-kata
lebay, tapi itu adanya.