Kamis, 23 Januari 2014

Cerita Satu

Bukan Cerita Lucu
                Sebut saja dia Makhluk. Emang agak gak sopan, tapi ini supaya tidak terlalu frontal.
Makhluk itu adalah seseorang yang membuat jantung saya berdetak tidak normal, dan dengan sedetik, mengingat dia membuat tangan saya dingin. Bahkan mendengar suara yang mirip dengan suara makhluk membuat efek diatas bereaksi. Saya akan menceritakan bagaimana permainan kami di mulai.
                Kamis Siang, sekita pukul 13.45. Saya, Tujul dan Ayam pergi ke kampus. Saya dibonceng oleh Ayam,  dengan muka polos tak berdosa masuk ke area kampus. Dan dengan santainya si Ayam menyapa Makhluk. Dan kami melanjutkan cerita kami.
                Ayam :”Ci..... Saingan aku berat kaliiii.”
                Saya:”Iya yam, udah tahukan ceritanya gimana ?”
                Ayam:”Udaaaaah”
                Saya:”@#%&*(((^%$$$”
                Ayam:”#%$%#&&^*$^”
Kami yang fokus cerita tentang tiiiitttt, tidak memperhatikan kesekeliling kami. Tapi, pas dekat pengkolan mau masuk gang kecil, ada motor yang mau macu motor kami.
                Ayam:”Isss, siapa lah yang mau macu tu ? gak apa kali.”
                Saya:”Gak tahu, mukanya ditutup.”
                Ayam:”heeeeh!”
                Pas sampai di parkiran, kami mendapatkan parkiran yang sangat aman, yaitu parkiran yang beratap.
                Saya:”eh, Yam. Tunggu, Ciwa turun sini aja.” Dan saya pun turun dari honda.
                Saat melihat pemandangan yang ada di depan saya, saya merasa aneh.
“Kok ini ya ? Kok ada danau ya ? Seharusnya bukan ini.” Terjadi perdebatan di kepala saya. Dan sedetik kemudian.
                Saya:”Eh, woi ! Kok ciwa bisa masuk ?” kata saya dengan muka sangat sangat aneh dan alami.
                Saya:”Kok ciwa bisa masuk ??” makin ketakutan.
Bukannya ikut ketakutan, Ayam dan Tujul malah ketawa lihat muka Saya saat itu. Kalau kata Tujul  cuma Saya yang bisa menciptakan ekspresi itu. Ekspresi yang sangat jelek, udah jelek dibuat makin jelek, kayak apa coba. -__-
Dan saat Saya melihat salah satu Makhluk di dekat kami yang sedang setengah berdiri dan setengah duduk di atas kendaraannya, kalau kami menyebutnya kendaraan mematikan, tidak bersuara, tiba tiba sudah ada di dekat kalian. Dan saat saya melihat Makhluk itu  sedang  berbicara dengan walky talkynya, Saya langsung kabur tanpa basa basi  dengan Ayam dan Tujul yang masih asik ketawa.  Saking takutnya, saya berlari sangat kencang. Kalau kata Bahana, jilbab Saya sampai berantakan. Sesampainya saya di depan kelas, saya langsung ngadu dengan Bahana. Ini benaran takut, karena kalau saya sampai ketahuan dangan Makhluk itu, nama saya akan di catat dan akan diberikan kepada nenek moyang kami. Dan saya akan diberikan peringatan pertama. Dan itu tidak lucu.  Dan lebih tidak lucunya kalau saya dihukum lari-lari keliling lapangan di hari yang masih terang, dan masih banyak umat-umat yang berlalu lalalng, sambil ngomong “Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi.” Ini adalah pengalaman dari teman saya, karena dia sudah mengalami apa yang saya alami sekarang. Dan itu terjadi waktu malam hari jam 11 malam, ini masih bisa dimaafkan. Lah saya, siang bolong, pembelaan apa yang bisa saya lakukan. LUPA ??  
                Dan lebih canggihnya, bisa SELAMAT sampai parkiran itu sesuatu. Setelah panjang lintasan yang kami lewati, dan lobang yang dengan polosnya kami terjun bebaskan dan bisa keluar dengan selamat lagi. Makhluk yang Ayam sapa, orang disekeliling kami yang gak kami perhatikan saking fokus cerita. Tapi, kalau kata Tujul, gak ada yang sadar termasuk dia, bahkan Ayam pun gak sadar kalau saya gak terkejut saat mengingat ketidak wajar itu. Betapa invisible nya Saya saat itu, dan Saya sangat sangat sangat sangat BERSYUKUR. Semoga Makhluk juga tidak menyadarinya. Mari kita lihat tiga hari ke depan, kalau tidak ada apa-apa, itu tahap aman. Kalau udah lewat seminggu, dengan sangat senang hati Saya katakan, “Kita putus Makhluks.” Makhluks, udah kayak orang yang Saya cinta, ngingat dia aja udah cukup buat jantung ini dagdigdug tidak wajar
 -_-“.  Dan saat itu Saya dan Ayam sama-sama takut, Ayam takut motornya di gembok, dan kalau motornya Ayam digembok, itu tandanya saya gak selamat.
                Makasih Cabe dan Lentik.

Note:Cerita ini menggunakan kata-kata lebay, tapi itu adanya. 

Categories

My Blog List