Dia
Yang Mencolok
Dia bagaikan warna
putih yang muncul diantara sekumpulan warna abu-abu, terlalu mencolok untuk
warna putih yang terang. Dia mengambil sedikit perhatian dari sekelilingnya,
atau mungkin semuanya. Baik hawa maupun adam pasti memberikan sedikit perhatian
kepadanya. Ya, karena dia terlalu berbeda dengan yang lain, terlalu mencolok.
Pada umumnya, anak seumurannya atau
anggap saja remaja berpakaian yang nyaris terbuka, atau setengah terbuka, atau
seperempat terbuka. Kalian bisa bayangkan sendiri seperti apa yang nyaris
terbuka, setengah terbuka dan seperempat terbuka itu. Dan kalian juga harus
bayangkan dia yang tertutup semua, atau nyaris tertutup semua, biar tidak
terlihat berlebihan. Dengan penutup kepala yang nyaris menutupi setengah
badannya, memakai baju berlengan panjang yang di dalamnya ditutupi lagi dengan
kain setengah tangan, dan dengan rok panjang yang didalamnya dilapisi dengan
celana panjang yang nyaris berlomba-lomba dengan roknya.
Saat dia berjalan, hampir semua
orang melihat ke arahnya. Ada yang berkata “ calon Istri yang baik”, “Ih, gak
panas kayak gitu ?” , “Calon pengisi surga kayak gitu”, “ngeri pakaiannya.”,
dan ada juga yang cuma melihat salut ke arahnya. Cuma karena cara
berpakaiannya. Mungkin dia tidak akan terlihat mencolok jika dia berjalan
diantara orang yang seperti dia. Dia mencolok karena berjalan diantara mereka
yang nyaris terbuka dan nyaris tertutup. Mungkin hanya ada 2 orang yang seperti
dia diantara ratusan orang di lingkungan itu. Orang seperti dia memang bukan
sesuatu yang baru, tetapi di lingkungan itu, dia adalah sesuatu yang baru dan
terlihat mencolok.
Sampai kapan dia akan tetap terang ?
Semoga selamanya, semoga tidak ikut pudar karena warna abu-abu disekitarnya. Dan
semoga dapat menerangi warna abu-abu di
sekelilingnya.